"Siapa yang keluar untuk menuntut ilmu maka ia berjuang fisabilillah hingga ia kembali".
Huraian
i) Ilmu ialah mengetahui tentang sesuatu perkara di mana perkara yang boleh diketahui itu bergantung pada kemampuan dan usaha yang dilakukan oleh seseorang itu. ii) Menuntut ilmu merupakan suatu jihad yang dituntut oleh Islam ke atas setiap penganutnya. Ia menjadikan seseorang itu menduduki martabat yang tinggi berbanding dengan orang yang tidak berilmu. iii) Oleh itu selaku umat Islam kita hendaklah berusaha untuk menambahkan ilmu masing-masing dari semasa ke semasa termasuklah ilmu yang berkaitan dengan Islam kerana darjatnya lebih tinggi di sisi Allah. Malah salah satu daripada petanda ilmu yang berkat itu adalah apabila seseorang itu dengan bertambah ilmunya semakin mulia akhlaknya dan semakin bertakwa ia kepada Allah S.W.T.
Tambahan
Rasulullah shollallaahu ‘alaihi wa sallam pernah bersabda,”Barang
siapa yang memasuki masjid kami ini (masjid Nabawi) dengan tujuan
mempelajari kebaikan atau mengajarkannya, maka ia laksana orang yang
berjihad di jalan Allah Ta’ala. Dan barang siapa yang memasukinya dengan
tujuan selain itu, maka ia laksana orang yang sedang melihat sesuatu
yang bukan miliknya” (Hadits Hasan diriwayatkan oleh ibnu Hibban)
Al-Imam Ibnul Qayyim rahimahullaah mengatakan, “Jihad melawan hawa nafsu memiliki empat tingkatan:
Pertama:
berjihad untuk mempelajari petunjuk (ilmu yang bermanfaat) dan agama
yang benar (amal salih). Seseorang tidak akan mencapai kesuksesan dan
kebahagiaan di dunia dan akhirat kecuali dengannya.
Kedua: berjihad untuk mengamalkan ilmu setelah mengetahuinya.
Ketiga: berjihad untuk mendakwahkan ilmu dan mengajarkannya kepada orang yang belum mengetahuinya.
Keempat:
berjihad untuk sabar dalam berdakwah kepada Allah Ta’ala dan sabar
terhadap gangguan manusia. Dia menanggung kesulitan-kesulitan dakwah itu
semata-mata karena Allah.
Apabila keempat tingkatan ini telah terpenuhi pada dirinya, maka ia termasuk orang-orang yang Rabbani
(Zaadul Ma’aad fi Hadyi Khairil ‘Ibaad (III/10)
Abu Darda radhiyallaahu ‘anhu
mengatakan, “Barangsiapa berpendapat bahwa pergi mencari ilmu tidak
termasuk jihad, sungguh, ia kurang akalnya.” (Al-’Ilmu Fadhluhu wa
Syarafuhu)
Berjihad
dengan hujjah (dalil) dan keterangan didahulukan atas jihad dengan
pedang dan tombak. Allah berfirman kepada Rasul-Nya agar berjihad dengan
Al-Quran melawan orang-orang kafir.
“Maka Janganlah kamu mengikuti orang-orang kafir, dan berjihadlah terhadap mereka dengan Al-Quran dengan jihad yang besar.” (QS: Al-Furqan: 52)
Nabi shallallaahu ‘alaihi wa sallam diperintahkan berjihad melawan orang-orang kafir dan munafik dengan cara menyampaikan hujjah (dalil dan keterangan).
Imam
Ibnul Qayim berkata, “Jihad dengan hujjah (dalil) dan keterangan
didahulukan atas jihad dengan pedang dan tombak.” ( Syarah Qashidah
Nuuniyyah)
(source :http://mazfie-impianmujahid.blogspot.com)
|
0 komentar:
Posting Komentar